Ketika mendatangi toko material, kita seringkali dihadapkan dengan berbagai opsi yang sekiranya cocok dengan kebutuhan kita. Dari sekian banyak jenis kayu olahan, triplek dan plywood menjadi dua bahan yang sering digunakan sebagai bahan furnitur maupun proyek kayu lainnya.
Akan tetapi, apakah ada perbedaan yang signifikan dari keduanya? Atau justru keduanya merupakan bahan yang sama? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Apa itu Triplek dan Plywood?
Triplek dan plywood merupakan dua istilah yang merujuk pada produk yang serupa namun tak sepenuhnya sama. Keduanya adalah sejenis kayu lapis yang terbuat dari kayu solid yang dipotong menjadi lembaran tipis (veneer).
Di Indonesia, istilah “triplek” lebih sering digunakan sebagai nama sehari-hari dan merujuk pada lapisan kayu veneer yang tipis. Meski ada beberapa jenis triplek yang memiliki lebih dari satu lapisan kayu veneer, kata ini lebih sering digunakan untuk mengacu pada papan kayu dengan satu atau dua lapisan kayu saja.
Sementara itu, istilah “plywood” merupakan istilah teknis dalam Bahasa Inggris. Di Indonesia, istilah ini lebih banyak digunakan untuk mengacu pada kayu veneer yang terdiri atas beberapa lembaran veneer yang direkatkan menggunakan lem khusus yang tahan air atau panas. Plywood sendiri dapat terdiri atas berbagai lapisan veneer hingga membentuk kayu olahan yang tebal dan kokoh.
Keunggulan dan Kekurangan Plywood
Jika Anda tertarik untuk menggunakan bahan ini untuk proyek Anda, berikut beberapa keunggulan yang perlu Anda perhatikan.
Kekuatan. Struktur bersilang pada lapisan plywood memberikannya kekuatan yang tinggi dan stabilitas dimensi yang kokoh.
Ringan. Meski ditumpuk hingga berlapis-lapis, plywood memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan kayu solid. Hal ini membuatnya lebih mudah untuk dipindahkan serta diproses menjadi furnitur atau proyek dengan beragam bentuk.
Variasi Lapisan Luar yang Beragam. Karena memiliki permukaan yang relatif halus dan seragam, plywood juga dapat diberikan lapisan terluar dengan berbagai macam warna, motif dan tekstur. Melamine-Faced Plywood (MFP), misalnya, memberikan Anda keleluasaan untuk menghadirkan tekstur unik seperti kain pada furnitur atau produk kayu Anda.
Sementara itu, beberapa kekurangan dari plywood adalah sebagai berikut:
Tepi Kayu Plywood yang Kurang Rapi. Karena terbuat dari lapisan veneer yang direkatkan, maka tepi kayu plywood seringkali terlihat tidak rata atau terkelupas. Hal ini membuat perabotan menjadi kurang menarik, terutama jika tidak diberikan lapisan pelindung yang mempercantik tampilannya.
Permukaan yang Tidak Selalu Mulus. Berbeda dengan MDF yang dicampurkan secara merata menggunakan resin yang kuat dan ditekan menggunakan mesin bertekanan tinggi, plywood tidak selalu memiliki hasil yang mulus. Ketidaksempurnaan ini bisa berupa lubang-lubang kecil yang sulit untuk ditutupi dengan finishing biasa.
Rentan Terhadap Kelembapan. Karena terdiri dari berbagai lempengan kayu yang direkatkan, plywood cenderung rentan terhadap air dan kelembapan ruangan. Jika diletakkan di ruangan yang lembab seperti kamar mandi, plywood dapat menyerap kelembapan dan air hingga melemah seiring dengan berjalannya waktu.
Itulah yang membedakan triplek dan plywood sebagai bahan pembentuk furnitur favorit Anda. Dengan berbagai jenis ketebalan yang berbeda, Anda dapat dengan mudah menyesuaikan plywood untuk berbagai keperluan, baik konstruksi, dekorasi, maupun furnitur.
Jika Anda tertarik dengan plywood biasa maupun plywood yang sudah dilapisi dengan lapisan melamin yang indah, hubungi PT Sumatera Prima Fibreboard (www.spf.co.id) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Comments